Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pengukuran Hasil (Level Pencapaian Tujuan).

 Pengukuran Hasil (Level Pencapaian Tujuan).

Nilai  dari  pelbagai  alternatif dapat  dilihat  pada pencapain  tujuan.  Terkadang 

suatu  hasil  dinyatakan  secara  langsung dengan  istilah  tujuan  itu  sendiri.  Sebagai 

contoh,  profit  adalah  hasil,  dimana  maksimalisasi  profit  adalah  tujuan,  dan 

keduanya  dinyatakan  dalam  istilah  dollar.  Pada  kasus  lain  suatu  hasil  dapat

dinyatakan dalam istilah lain yang berbeda dengan tujuan.


Skenario

Skenario  memegang peranan  yang penting dalam  MSS,  karena:    Membantu 

mengidentifikasi  pelbagai  kesempatan  potensial  dan/atau  daerah  permasalahan. 

Menyediakan  fleksibelitas  dalam  perencanaan.     Mengidentifikasi  titik  puncak 

perubahan  yang seharusnya  dimonitor  manajer.    Membantu  memvalidasi  asumsi 

dasar  yang  digunakan  dalam  pemodelan. Membantu  untuk  meneliti  sensitivitas 

dari solusi yang ditawarkan dalam perubahan yang terjadi pada skenario.

Skenario yang mungkin. Banyak  sekali  skenario  yang mungkin  untuk  setiap  

keputusan,  yang khusus:

Skenario  terjelek  yang mungkin.   Skenario  terbaik  yang  mungkin.   Skenario  yang 

mungkin dilakukan.


The Choice Phase.

Pendekatan pencarian pilihan ada 2:

1. Teknis analitis. Menggunakan perumusan matematis.

2. Algoritma. Langkah demi langkah proses.

Perbedaan  antara  metode  pencarian  analitis,  Blind,  dan  Heuristic  disajikan 

pada diagram di bawah ini:



Evaluasi:  Multiple  Goals,  Analisis    Sensitivitas,  “What-If,”  dan  Pencarian
Tujuan
Pelbagai  metode  yang  menangani  tujuan  yang jamak  dapat  digunakan  pada 
saat  bekerja  dengan  MSS.  Umumnya  adalah:  Penggunaan  teori  utilitas.    Goal 
Programming.      Pernyataan  goal  sebagai  constraint,  menggunakan  linear 
programming.  Penggunaan point system
Multiple Goals.
Analisis multiple goal melibatkan kesulitan-kesulitan di bawah ini: Biasanya
sulit untuk mendapatkan statemen eksplisit dari tujuan organisasi. Beberapa
partisipan  memandang  kepentingan  (prioritas)  dari  pelbagai  goal
dengan cara yang berbeda-beda.
Pengambil  keputusan  merubah  kepentingan  yang  dijadikan  tujuan  seiring 
dengan    berjalannya    waktu    atau    untuk    situasi pengambilan    keputusan    yang 
berbeda.
Goal  dan  subgoal  dipandang  secara  berbeda  pada  level  organisasi  yang 
berbeda-beda dan pada departemen yang berbeda pula.
Goal itu sendiri bersifat dinamis dalam menghadapi perubahan di organisasi 
dan lingkungannya.
Hubungan  antara  pelbagai  alternatif  dan  akibatnya  pada  tujuan  sulit  untuk 
dikuantifikasikan.
Permasalahan  yang  kompleks  dipecahkan  oleh  kelompok-kelompok 
pengambil keputusan.
Analisis Sensitivitas.
Mengecek  hubungan  antara:  Efek  dari    ketidakpastian    dalam
memperkirakan variabel  eksternal.  Efek
pelbagai   variabel.   Banyaknya   keputusan
dari  interaksi  yang  berbeda  diantara
yang   dihasilkan   pada   kondisi   yang
berubah-ubah.    Akibat   perubahan   di   variabel   eksternal   (uncontrollable)   dan
parameter  pada  variabel  hasil. Akibat  perubahan di variabel keputusan pada 
variabel  hasil.    Revisi  model  untuk  mengeliminasi  sensitivitas  yang  terlalu  besar. 
Penambahan  detil  mengenai  pelbagai  variabel  atau  skenario  yang  sensitif.  Perolehan
perkiraan  yang lebih  baik  dari  variabel  eksternal  yang  sensitif.  Perubahan    sistem 
di    dunia  nyata untuk    mengurangi    sensitivitas  aktual. Menghadapi  dunia  nyata
yang  sensitif  (dan  lalu  rapuh),  memonitor  hasil aktual secara  terus menerus dan  hatihati.
Dua tipe analisis sensitivitas:
Automatic  Sensitivity  Analysis.  Terdapat  model  kuantitatif  standar  seperti
linear  programming.  Sebagai  contoh,  hal  ini  bisa
range    mana    variabel    input    yang   pasti    (misal, 
menimbulkan   akibat   yang   signifikan   pada   solusi
memberitahu  manajer  pada
unit    cost)    berbeda,    tanpa 
yang   ditawarkan.   Biasanya
terbatas  pada  satu  perubahan  di  saat  yang  bersamaan,  dan  hanya  untuk  variabel
yang pasti. Namun  demikian  hal  ini  sangat  berguna    disebabkan
kemampuannya  yang cepat untuk menentukan range dan batas   (dan   dengan   atau
tanpa perubahan kecil pada hasil komputasinya).
Trial   and   Error.   Akibat   perubahan   pada  satu/beberapa   variabel   dapat
ditentukan  melalui  pendekatan  trial-and-error.  Kita  dapat  melakukan  perubahan
pada  input  data  dan  mencoba  kembali  pemecahan  masalah.  Dengan  mengulang 
hal  ini  beberapa  kali,  solusi  yang  makin  lama  makin  baik  akan  ditemukan.  2 
pendekatan metode ini adalah: “what-if” dan goal seeking.
25
“What-If” Analysis
Analisis  ini  berangkat  dari  pertanyaan:  “Apa  yang  akan  terjadi  pada  solusi 
yang  dihasilkan  jika  suatu  variabel  input,  asumsi,  atau  nilai  sebuah  parameter 
berubah?”
Contoh:  Apa  yang  akan  terjadi  pada  biaya  inventory  total  jika  biaya
pengangkutan  ke  inventory  meningkat  10  persen?    Apa  yang  akan  terjadi  pada
market share jika biaya iklan meningkat 5 persen?
Goal Seeking
Analisis  ini  mengecek  input  yang diperlukan  untuk  mendapatkan  level  yang 
diinginkan  pada  suatu  output  (goal).  Merepresentasikan  pendekatan  solusi 
“backward”.  Contohnya:  Budget  berapakah  yang  diperlukan  untuk  R  &  D  per 
tahun  pada  angka  pertumbuhan  4  persen  tahun  2003?  Berapa  banyak  perawat 
yang diperlukan  untuk  mengurangi  waktu tunggu pasien di  kamar  gawat  darurat 
sampai  nilainya  kurang  dari  10  menit?  Berapa  banyak  auditor  yang  diperlukan 
untuk menyelesaikan proses auditing pada tanggal 30 September 2002 ini?
Menghitung BEP (Break Event Point) menggunakan Goal Seeking
Caranya  dengan  menemukan  jumlah  produksi  yang  diperlukan  untuk 
menghasilkan  keuntungan  nol.    Analisis  Sensitivitas  penting dilakukan,  sebab  hal 
ini  dapat  meningkatkan  kepercayaan  pada  model  dan  hal  itu  meningkatkan 
keberhasilan  implementasi analisis kuantitatif. Pada kebanyakan  CBIS,  analisis ini 
terkadang  sulit  sebab  rutin-rutin  program  yang  tersedia  kurang  memadai  untuk 
menampilkan  proses  “what-if”.  Dalam  DSS  option  “what-if”  dan  goal  seeking 
mudah  saja  dilakukan  dan  sistem  ini  menyediakan  peluang  yang  fleksibel  dan 
mudah beradaptasi.


Posting Komentar untuk " Pengukuran Hasil (Level Pencapaian Tujuan)."