Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Faktor Kritis Sukses

 Faktor Kritis Sukses

Critical  Succes  Factors  (CSF)  berhubungan  dengan  “Choice”.  Merupakan  teknis diagnostik untuk  mengidentifikasi  faktor-faktor  yang  kritis  terhadap  pencapaian tujuan   organisasi.   Semua   pihak  eksekutif   terlibat   di   sini.    Sekali   faktor   ini ditentukan  maka  mudah  mengidentifikasi  kesenjangan  informasi,  untuk menemukan  kembali  faktor-faktor  kritis  mana  yang belum  didukung oleh  sistem informasi yang sekarang.


Implementasi.

Implementasi  dari  solusi  masalah  yang ditawarkan  adalah  mengawali  hal  yang baru, atau dalam  bahasa  modern  –  pengenalan  perubahan.     Proses  pengambilan  keputusan  memang  dikendalikan  oleh  manusia,  tapi  hal    ini dapat  berkembang jika didukung oleh komputer. Bagaimana Keputusan itu Didukung?

Dukungan pada Intelligence Phase.

Di bawah ini adalah diagram dari dukungan DSS:


Dukungan pada Design Phase.

Di bawah ini adalah tabel elemen-elemen laporan:


Dukungan pada Choice Phase.

Suatu   DSS   menurut   definisinya   adalah   merekomendasikan  tetapi    tidak membuat  suatu   pilihan.   Sebagai   tambahan   untuk   menggunakan   model   yang secara  cepat  mengidentifikasi  alternatif  terbaik  atau  “good  enough”,  DSS  dapat mendukung  choice  phase  melalui  analisis  “what-if”  dan  goal-seeking.  Skenarioskenario   yang   berbeda   dapat   dites   untuk   pilihan   yang   diinginkan   yang   bisa memperkuat   keputusan   akhir.  Sedangkan   suatu   ES   dapat   digunakan   untuk membantu solusi yang diharapkan sebagai rekomendasi pada solusi yang layak.

Dukungan pada  Implementasi Keputusan.

Pada  fase  ini  ternyata  keuntungan  yang  didapat  dari  DSS  juga  sepenting  atau    malah    lebih    penting    dibandingkan    penggunaan    DSS    pada    fase-fase sebelumnya.   Keuntungannya  adalah  dalam  memberikan  ketajaman  dan  detil  dari analisis  dan  output  yang  dihasilkan.  Untuk  ES,  jelas  implementasi  keputusan  di dukung olehnya.  Kelebihan  ES  yaitu  ia  dapat  berfungsi    sebagai  sistem  penasehat berkaitan  dengan  implementasi  masalah  ini.  Terakhir  ES  menyediakan  training  yang menjadikan segala yang diimplementasikan lebih mudah dan mulus.

Human Cognition Manusia dan Gaya Keputusan.

Cognition    adalah  aktifitas    suatu    individu  dalam  mengatasi  perbedaan  antara  cara  pandangnya  dari  dalam  lingkungan  dan  apa  yang memang benar-benar  ada dalam  lingkungan  itu.  Dengan  kata  lain,  kemampuan untuk  mempersepsi  dan  memahami  informasi.    Cognitive  style  mengacu  pada  proses subyektif  dimana  individu mempersepsi, mengorganisasi,  dan  mengubah  informasi  selama  proses  pengambilan  keputusan.  Gaya  ini  mulai  dari  yang paling  heuristic  sampai  yang paling  analitis,  sehingga banyak kombinasinya.

Gaya Keputusan.

Perilaku pengambil  keputusan berpikir dan bereaksi  terhadap suatu  masalah, bagaimana  mereka  mempersepsi,  respon  pemahamannya,  nilai-nilai  dan kepercayaan  yang  dianut,  berbeda-beda  dari  satu  individu  ke  individu  yang  lain dan  juga  dari  situasi  ke  situasi  yang  lain.  Sehingga  tiap  orang  akan  membuat keputusan   yang berbeda-beda.  Perilaku   bagaimana   manajer   mengambil keputusan  (dan  bagaimana  mereka  berinteraksi  dengan  orang  lain)  menjelaskan gaya  keputusan  mereka.  Bisa  autocratic  atau  malah  democratic;  ada  juga  yang  consultative (dengan orang atau group lain) serta yang lain heuristic.

Pengambilan keputusan dalam kelompok.

Memang  perhatian  utama  dalam  buku  ini  adalah  pengambilan keputusan oleh   seseorang,    tapi  sebagaimana  yang terjadi  di  dunia  nyata,  banyak  keputusan diambil  oleh  sekelompok  orang.  Suatu  program  komputer  dapat  dikembangkan untuk mengatasi hal ini, dan ini bisa saja disebut dengan Organizational DSS.

Kesimpulan.

Beberapa kesimpulan disajikan sebagai berikut:

  1. Manajemen   pengambilan   keputusan   serupa   dengan   keseluruhan   proses manajemen.
  2. Pemecahan masalah juga mengacu pada evaluasi peluang.
  3. Sistem terdiri dari input, output, proses dan pengambil keputusan. 
  4. Semua sistem dipisahkan dari lingkungannya dengan suatu batas.
  5. Sistem dapat terbuka, berinteraksi dengan lingkungannya, atau tertutup. 
  6. DSS utamanya berhubungan dengan sistem yang terbuka.
  7. Model   banyak   digunakan   dalam   MSS;   yang   bisa   dalam   bentuk   iconic, analog atau matematis.
  8. Model   menjadikan   percobaan   dari   suatu   sistem   lebih   cepat   dan   murah. 
  9. Pemodelan dapat menggunakan teknik simulasi, optimisasi, atau heuristic. 
  10. Pengambilan  keputusan  melibatkan  4  fase    utama:  intelligence,    design, choice, dan implementation.
  11. Pada  fase  intellegence,  masalah  (peluang)  diidentifikasikan,diklasifikasikan, dan diuraikan (jika diperlukan).
  12. Pada fase design,  suatu  model  sistem  dibuat,  kriteria pemilihan  ditetapkan, alternatif dihasilkan, hasil diprediksi, dan metodologi keputusan dibuat.
  13. Pada fase choice, pelbagai alternatif dibandingkan dan pencarian solusi  yang terbaik    (atau    yang  cukup    baik)    dimulai.  Pelbagai    teknik    pencarian disediakan.
  14. Dalam   evaluasi   alternatif,  harus dipertimbangkan   multiple  goal   dan masalah-masalah analisis sensitivitas.
  15. “What-if” dan goal seeking adalah 2 pendekatan analisis sensitivitas.
  16. Critical  success  factor  adalah metodologi  untuk  mendiagnosis  masalah  dan mengidentifikasi kebutuhan informasinya.
  17. Komputer    dapat    mendukung    semua  fase  pengambilan keputusan  dengan mengotomatisasi tugas/proses yang diperlukan.
  18. Gaya  keputusan  manusia  harus  dikenali  dalam  mendesain  MSS.dibuat oleh individu atau group dapat didukung oleh MSS

Posting Komentar untuk " Faktor Kritis Sukses"